Rp. 32.000
Putera
Karana
(Sebuah
novel)
Cetakan pertama: Juli 2016
Penulis: Hengki Tri Mulyadi
Editor : SN Ilmiyah
Layout : Tim Oksana
Desain : Tim Oksana
ISBN :
978-602-6235-79-4
ukuran : 13x19 cm
tebal : 138 hlm
----
CARA ORDER via SMS/WA
ketik JUDUL-JUMLAH-NAMA-ALAMAT
kirim ke 083831498380
-----
Sebuah novel bertema Pramuka. Novel yang menyuguhkan begitu besarnya arti sebuah perjuangan, persahabatan, dan tak pantang menyerah menggapai impian.
Putera
karana merupakan novel yang mengisahkan tentang anak-anak pramuka penegak yang
selalu kompak dan berkerja keras demi satu tujuan. Sangga pelaksana yang
terdiri dari Kiki, Imam, Arri, Reza, Rio, Jaka, Edo, dan Bima. Dengan Kiki
sebagai pemimpin sangga dan Imam sebagai wakil pemimpin sangga. Kedelapan
sahabat ini mempunyai mimpi besar dalam kepramukaan, mereka ingin menjadi
pramuka garuda, pramuka tertinggi dalam setiap golongan.
Berbagai
kegiatan telah mereka jalani demi menambah ilmu serta pengalaman dalam hal
kepramukaan. Pengetahuan mereka dalam kepramukaan tidak diragukan lagi, potensi
ini sudah terlihat saat mereka baru bergabung dengan gugus depan 01.127. Oleh karena itu kak Bayu dan kak Marta memberikan
jalan yang berat untuk mereka lalui sebagai wujud tantangan agar mereka semua
menjadi kuat.
Tekad
mereka sangat bulat untuk menjadi pramuka garuda. Saat perkemahan jambore
cabang berlangsung di gusong bugis desa juru sebrang, Kiki banyak bertemu
dengan anak-anak pramuka lain. Begitu juga dengan Imam dan Bima yang bertemu
dengan gadis pujaan mereka dan tidak lama setelah itu mereka jadian. Imam
berpacaran dengan seorang wanita yang bernama Juwita dan Bima berpacaran dengan
seorang wanita yang bernama Okta. Kedua sahabat ini sering berbeda pendapat,
sehingga sering terjadi pertikaian diantara mereka. Namun, hal itu tidak
menghancurkan persahabatan mereka tapi mala membuat persahabat mereka menjadi
kokoh.
Di
tengah perjalanan sebelum dilantik menjadi penegak laksana, salah satu sahabat
mereka Rio harus menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit karena terkena
tumor otak yang sangat ganas. Hal itu tentu membuat para sahabatnya merasakan
kesedihan yang sangat mendalam.
Sebelum Rio meninggal, ia sempat berpesan kepada ketujuh sahabatnya
untuk melanjutkan mimpi mereka menjadi pramuka garuda.
Sanggupkah mereka mewujudkan mimpi Rio?
0 komentar:
Posting Komentar