Rp. 32,000
|
|
---|---|
Item Name | Selembar Daun Hijau |
Price | Rp 32,000 |
Description | Judul : Selembar Daun Hijau Genre : Antologi Puisi Penulis : Suherlinda Linda Pecinta Sastra Harga : Rp. 32.000 Tebal : xvii+114 halaman ukuran : 13x19 cm ISBN : 978-602-1199-20-6 Cover : Soft Cover __________________________ Order via SMS ketik : JUDUL_JUMLAH_NAMA_ALAMAT kirim ke 083831498380 |
Available Stock | ada |
Misc |
Sinopsis dan Endorsment
Jauh sudah kumelangkahkan kaki untuk mencari jati diri, berpegang teguh pada bilahi. dengan kisah hidup yang penuh arti. kutitipkan impian dan cita-citaku di selembar daun hijau ini, tuk mewujudkan kebahagiaan hati, tanpa tersadari banyak liku-liku kehidupan menerpa diri. hingga kubertahan dalam mimpi. tuk menciptakan sebuah karya bakti. sempat kulemah tak berarti. dalam bait-bait kata terakhir. namun semangatku tak jua berhenti sampai di sini. karena penyemangat jiwa telah hadir bersama mimpi. akhirnya aku pun membuktikan pada diri, bahwa aku sebagai penulis pemula, bisa menciptakan sebuah karya yang maha indah.
“Karya sastra dalam bentuknya yang abstrak terkadang tidak mampu menjembatani ruh yang akan disampaikan sang penulis. Ini disebabkan oleh gaya penulisan yang terlalu banyak menggunakan ungkapan “hati” sang penulis dengan bahasa “hati” yang terlalu personal. Padahal tujuan sebuah penulisan puisi atau karya sastra itu adalah memberi pesan yang bermuara pada pemahaman pembaca sehingga mampu mencerna rasa, pengalaman, harapan, cita-cita, pandangan, dan juga peristiwa yang dialami sang penulis itu sendiri. Berbeda dengan kumpulan puisi-puisi karya Suherlinda, rangkaian kata, gaya penulisan, dan juga karakter bahasa yang disajikan tidak menggunakan bahasa sastra yang terlalu sulit dicerna. Ini bermakna bahwa puisi-puisi yang disajikannya sangat ranum sehingga enak untuk dinikmati tanpa harus mengolahnya terlalu lama di benak pembaca. Membaca kumpulan puisi karya Suherlinda seakan membaca pesona dan personalitas sang penulis seputar fakta empiris yang dilaluinya dalam konteks religius, cinta, harapan, dan juga deskripsinya dalam peta sosial yang matang. Meskipun datar, puisi karya Suherlinda sarat dengan pesan yang sangat dalam yang mampu menginspirasi pembaca dengan penggalan pengalaman empiris yang dihirupnya secara bebas oleh semua kalangan dan tidak semata menjadi konsumsi para pemerhati sastra. Sudah pasti kumpulan puisi ini menjadi sebuah karya yang patut diacungkan jempol tersebab sampainya pesan dari sang penulis sangat enak di benak pembaca.”
(Furgon Bunyamin Husein, Pemimpin Umum Radar Indonesia News www.radar-indo.com)
“Religius, begitu mekar pilu yang berkecamuk. Ia parkir kata-kata di atas nama Tuhan. Puisi-puisinya juga ringan dan sejuk, tak alfa, penuh harapan! Harapan itu di sini di dalam kata-katanya yang harus diketahui. Buku ini menuntaskannya!”
(Ria Ristiana Dewi, Dewan Ahli Komunitas Penulis Anak Kampus )
Jauh sudah kumelangkahkan kaki untuk mencari jati diri, berpegang teguh pada bilahi. dengan kisah hidup yang penuh arti. kutitipkan impian dan cita-citaku di selembar daun hijau ini, tuk mewujudkan kebahagiaan hati, tanpa tersadari banyak liku-liku kehidupan menerpa diri. hingga kubertahan dalam mimpi. tuk menciptakan sebuah karya bakti. sempat kulemah tak berarti. dalam bait-bait kata terakhir. namun semangatku tak jua berhenti sampai di sini. karena penyemangat jiwa telah hadir bersama mimpi. akhirnya aku pun membuktikan pada diri, bahwa aku sebagai penulis pemula, bisa menciptakan sebuah karya yang maha indah.
“Karya sastra dalam bentuknya yang abstrak terkadang tidak mampu menjembatani ruh yang akan disampaikan sang penulis. Ini disebabkan oleh gaya penulisan yang terlalu banyak menggunakan ungkapan “hati” sang penulis dengan bahasa “hati” yang terlalu personal. Padahal tujuan sebuah penulisan puisi atau karya sastra itu adalah memberi pesan yang bermuara pada pemahaman pembaca sehingga mampu mencerna rasa, pengalaman, harapan, cita-cita, pandangan, dan juga peristiwa yang dialami sang penulis itu sendiri. Berbeda dengan kumpulan puisi-puisi karya Suherlinda, rangkaian kata, gaya penulisan, dan juga karakter bahasa yang disajikan tidak menggunakan bahasa sastra yang terlalu sulit dicerna. Ini bermakna bahwa puisi-puisi yang disajikannya sangat ranum sehingga enak untuk dinikmati tanpa harus mengolahnya terlalu lama di benak pembaca. Membaca kumpulan puisi karya Suherlinda seakan membaca pesona dan personalitas sang penulis seputar fakta empiris yang dilaluinya dalam konteks religius, cinta, harapan, dan juga deskripsinya dalam peta sosial yang matang. Meskipun datar, puisi karya Suherlinda sarat dengan pesan yang sangat dalam yang mampu menginspirasi pembaca dengan penggalan pengalaman empiris yang dihirupnya secara bebas oleh semua kalangan dan tidak semata menjadi konsumsi para pemerhati sastra. Sudah pasti kumpulan puisi ini menjadi sebuah karya yang patut diacungkan jempol tersebab sampainya pesan dari sang penulis sangat enak di benak pembaca.”
(Furgon Bunyamin Husein, Pemimpin Umum Radar Indonesia News www.radar-indo.com)
“Religius, begitu mekar pilu yang berkecamuk. Ia parkir kata-kata di atas nama Tuhan. Puisi-puisinya juga ringan dan sejuk, tak alfa, penuh harapan! Harapan itu di sini di dalam kata-katanya yang harus diketahui. Buku ini menuntaskannya!”
(Ria Ristiana Dewi, Dewan Ahli Komunitas Penulis Anak Kampus )
0 komentar:
Posting Komentar