“Aku tidak tahu kapan rasa ini mulai muncul.
Yang aku tahu, setiap hari aku memikirkanmu, membayangkanmu ada disampingku,
dan tersenyum karenamu. Aku seperti orang GILA, iya GILA. Cinta memang tidak
RASIONAL.”
***
“Aku
tahu ini salah, namun aku tidak memperdulikannya. Aku selalu mencari alasan
untuk membenarkan setiap perbuatanku. Ya Allah, ampuni aku yang lalai, yang
mengesampingkan cinta-Mu pada cinta mahluk-Mu. Aku salah, aku berdosa.”
***
Meskipun
dalam perjalanannya, aku pastikan tak kan terjadi apa-apa diantara kita. Kalau
orang bilang “ya nggak apa-apa, jalani saja, toh tidak ngapa-ngapain”. Tidak
ngapa-ngapain ??? “chatingan sampai tengah malam, curi-curi pandang, saling
perhatian, saling merespon keluh kesah, ke kajian bareng”. Ingat, zina itu
bukan hanya zina fisik tapi juga zina mata, zina hati, zina telinga.
MashaAllah, Allah tahu mana yang tulus dan mana yang modus.
***
Hanya
orang bodoh dan merugi yang terus melakukan kesalahan ketika dia tahu bahwa itu
salah. Aku belajar mengikhlaskanmu karena aku menyayangimu. Aku tidak ingin
membawamu pada sebuah kesalahan yang dimurkai Allah. Aku menyerah, aku pasrah,
aku ikhlas, dan kupertaruhkan masa depan kita untuk-Nya. Meskipun hati kecil
berkata “Ya Allah, pertemukan kami disaat kami benar-benar siap untuk
menyempurnakan separuh agama-Mu”.
***
Sejatinya
cinta itu fitrah, namun banyak anak muda yang salah mengartikan cinta. Cinta
yang hakiki adalah cinta pada-Nya, maka mencintai seseorang itu harus
karena-Nya, dan Cinta yang karena-Nya adalah setelah nikah, “tidak bisa ditawar
lagi”. Buku ini mengarahkan anak muda bagaimana menyikapi cinta disaat yang
kurang tepat. Buku ini mengajarkan kita tentang apa arti keikhlasan untuk
mempertaruhkan cinta yang salah karena-Nya.
--Rizqiyatul
Khoiriyah, Dosen Universitas Gajayana Malang--
1 komentar:
??
Posting Komentar